السلام عليك يا ام المؤ منين
السلام عليك يا زوجة سيد المرسلين
السلام عليك يا ام فاطمة الزهراء
السلام عليك يا اول المؤمنات السلام عليك يا من سلم عليها جبرءيل وبلغها السلام من الله الجليل
السلام عليك يا خادجة بنت خويلد
رضي الله عنها الفاتحة 🌸🌸🌸
Mengenang Wafatnya Ummul Mu’minin Sayyidah Khodijah Binti Khuwailid RA, Hari ke-11 Bulan Ramadhan Tahun 10 H setelah Turunnya Wahyu Kepada Rasulullah SAW dan 3 Tahun seblum Rasulullah SAW Hijrah ke Madinah.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
(Qasidah Tawassul Kepada Sayyidah Khodijah Yang Di Karang Oleh Abuya Sayyid Muhammad Al-Maliki Alhasani RA)
Keutamaan Sayyidah Khodijah Binti Khuwailid RA
1. Orang Yg Pertama Kali Beriman dan Pertamakali diajarkan Wudu dan Sholat Oleh Rasulullah SAW
2. Sayyidah Khodijah Membantu Dakwah Rasulullah SAW
3. Sayyidah Khodijah Pernah Mendapatkan Salam Dari Allah SWT dan Dari Malaikat Jibril
4. Sayyidah Khodijah Mendapatkan Rumah di Surganya Allah SWT
5. Sayyidah Khodijah Wanita Terbaik Dunia dan Akhirat
( Ditukil Dari Beberapa Hadis Diantaranya H.R Ahmad 6:117, H.R Bukhori : 3820, H.R Muslim : 2432)
والله اعلم بالصواب
~ Kisah Wafatnya Siti Khodijah RA ~
Siti Khadijah RA merupakan salah seorang sosok penting dalam hidup Nabi Muhammad dan peradaban Islam secara luas. Kematiannya menjadi sejarah menyedihkan, tidak hanya untuk Rasulullah, tapi keluarga, sahabat, dan umat Islam.
Bagaimana tidak, Siti Khadijah RA merupakan istri pertama Rasulullah, orang pertama yang beriman pada Allah SWT dan kenabian suaminya. Khadijah juga diketahui sangat berjasa dalam dakwah Nabi SAW dan penyebaran agama Islam. Berita meninggalnya beliau menjadi kabar duka yang menyedihkan.
Dalam Kitab Al-Busyro, Karangan Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Miliki Al-Hasani RA menceritakan detik-detik wafatnya istri tercinta Rasululullah SAW. Sayidatuna Khadijah RA wafat pada hari ke-11 Ramadan tahun ke-10 kenabian, tiga tahun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Khadijah wafat dalam usia 65 tahun, saat usia Rasulullah sekitar 50 tahun.
Diriwayatkan, ketika Khadijah sakit menjelang ajal, Beliau sempat berkata pada Rasululllah: “Aku memohon maaf kepadamu, Ya Rasulullah, kalau aku sebagai istrimu belum berbakti kepadamu.” Lalu, Rasulullah menjawab : “Jauh dari itu, ya, Khadijah. Engkau telah mendukung dakwah Islam sepenuhnya,” jawab Rasulullah.
Kemudian Khadijah memanggil Fathimah Azzahra dan berbisik: “Fathimah putriku, aku yakin ajalku segera tiba, yang kutakutkan adalah siksa kubur. Tolong mintakan kepada ayahmu, aku malu dan takut memintanya sendiri, agar beliau memberikan sorbannya yang biasa untuk menerima wahyu agar dijadikan kain kafanku.”
Mendengar itu, Rasulullah SAW berkata: “Wahai Khadijah, Allah menitipkan salam kepadamu dan telah dipersiapkan tempatmu di surga.”
Tak lama setelah itu Khadijah pun menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuan suami tercinta. Rasulullah mendekap erat istri tercintanya itu dengan perasaan sedih yang teramat sangat. Air mata pun mentes dari mata Rasulullah dan beberapa orang yang ada di sana, di dekat Khadijah.
Saat itu, Malaikat Jibril turun dari langit dengan mengucap salam dan membawa lima kain kafan. Rasulullah menjawab salam Jibril dan kemudian bertanya, “Untuk siapa sajakah kain kafan itu wahai Jibril?”. “Kafan ini untuk Khadijah, untuk engkau, ya, Rasulullah, untuk Fathimah, Ali, dan Hasan,” jawab Jibril.
Kemudian Jibril berhenti berkata dan menangis.
Rasulullah bertanya, “Kenapa Ya Jibril?”. “Cucumu yang satu, Husain (putera Sayyidina Ali) tidak memiliki kafan, dia akan dibantai dan tergeletak tanpa kafan dan tak dimandikan,” sahut Jibril.
Rasulullah SAW berkata di dekat jasad Khadijah, “Wahai Khadijah istriku sayang, demi Allah, aku takkan pernah mendapatkan istri sepertimu. Pengabdianmu kepada Islam dan diriku sungguh luar biasa. Allah Maha Mengetahui semua amalanmu.”
Masih dalam perasaan sedih, Rasulullah kembali berkata pada Khadijah yang sudah meninggal dunia. “Semua hartamu kau hibahkan untuk Islam. Kaum muslimin pun ikut menikmatinya. Semua pakaian kaum muslimin dan pakaianku ini juga darimu. Namun begitu, mengapa permohonan terakhirmu kepadaku hanyalah selembar sorban?”
Rasulullah semakin sedih mengenang istrinya semasa hidup. Seluruh kekayan Khadijah diserahkan kepada Rasulullah untuk perjuangan agama Islam. Dua per tiga kekayaan Kota Mekkah adalah milik Khadijah. Tetapi ketika Khadijah hendak menjelang wafat, tidak ada kain kafan yang bisa digunakan untuk menutupi jasad Khadijah.
Bahkan, pakaian yang digunakan Khadijah ketika itu adalah pakaian yang sudah sangat kumuh dengan 83 tambalan di antaranya dengan kulit kayu. Rasulullah kemudian berdoa kepada Allah.
“Ya Allah, Ya Ilahi Robbi, limpahkanlah rahmat-Mu kepada Khadijahku, yang selalu membantuku dalam menegakkan Islam. Mempercayaiku ketika orang lain menentangku. Menyenangkanku pada saat orang lain menyusahkanku. Menentramkanku pada saat orang lain membuatku gelisah. Oh Khadijahku sayang, kau meninggalkanku sendirian dalam perjuanganku. Siapa lagi yang akan membantuku?”
Tiba-tiba Ali berkata: Aku, Ya Rasulullah!
Dikisahkan dalam Sirah Nabawiyah, suatu hari ketika Rasulullah pulang dari berdakwah, Beliau masuk ke dalam rumah. Khadijah menyambut dan hendak berdiri di depan pintu. Ketika Khadijah hendak berdiri, Rasulullah meminta Khadijah agar tetap di tempatnya.
Saat itu Khadijah sedang menyusui Fatimah yang masih bayi. Saat itu seluruh kekayaan mereka telah habis. Seringkali makanan pun tak punya. Sehingga ketika Fatimah menyusu, bukan air susu yang keluar akan tetapi darah. Darahlah yang masuk dalam mulut Fathimah ra.
Kemudian Rasulullah mengambil Fathimah dari gendongan istrinya lalu diletakkan di tempat tidur. Rasulullah yang lelah seusai pulang berdakwah dan menghadapi segala caci maki dan fitnah manusia lalu berbaring di pangkuan Khadijah.
Rasulullah SAW tertidur. Ketika itulah Khadijah membelai kepala Nabi SAW dengan penuh kelembutan dan rasa sayang. Tak terasa air mata Khadijah menetes di pipi Rasulullah. Nabi kemudian bangun dan berucap, “Wahai Khadijah, mengapa engkau menangis? Adakah engkau menyesal bersuamikan aku, Muhammad?” tanya Rasulullah dengan lembut.
“Dahulu engkau wanita bangsawan, engkau mulia, engkau hartawan. Namun hari ini engkau telah dihina orang. Semua orang telah menjauhi dirimu. Seluruh kekayaanmu habis. Adakah engkau menyesal wahai Khadijah bersuamikan aku, Muhammad?” lanjut Rasulullah tak kuasa melihat istrinya menangis.
“Wahai suamiku. Wahai Nabi Allah. Bukan itu yang kutangiskan,” jawab Khadijah.
Khadijah berkata,
“Dahulu aku memiliki kemuliaan. Kemuliaan itu telah aku serahkan untuk Allah dan Rasul-Nya. Dahulu aku adalah bangsawan. Kebangsawanan itu juga aku serahkan untuk Allah dan Rasul-Nya. Dahulu aku memiliki harta kekayaan. Seluruh kekayaan itupun telah aku serahkan untuk Allah dan Rasul-Nya. Wahai Rasulullah.
Sekarang aku tak punya apa-apa lagi. Tetapi engkau masih terus memperjuangkan agama ini. Wahai Rasulullah, jika nanti aku mati sedangkan perjuanganmu ini belum selesai, sekiranya engkau hendak menyeberangi sebuah lautan, sekiranya engkau hendak menyeberangi sungai, namun engkau tidak memperoleh rakit atau jembatan, maka galilah lubang kuburku, ambilah tulang belulangku. Jadikanlah sebagai jembatan untuk engkau menyebrangi sungai itu supaya engkau bisa berjumpa dengan manusia dan melanjutkan dakwahmu. Ingatkan mereka tentang kebesaran Allah. Ingatkan mereka kepada yang hak. Ajak mereka kepada Islam wahai Rasulullah,” kata Khadijah.
Mendengar ucapan Khadijah tersebut, Rasulullah pun semakin terpukul.
Wafatnya Siti Khadijah begitu menusuk hati Rasulullah. Alangkah sedih dan pedihnya perasaan Rasulullah karena dua orang yang dicintainya yaitu istrinya- Khadijah- dan pamannya, Abu Tholib, berpulang ke rahmat Allah. Tahun itu pun disebut sebagai ‘amul huzni (tahun kesedihan) dalam perjalanan hidup Rasulullah SAW.
(نتوسل بالحبابة)
نتوسل بالحبابة والبتول المستطابة
والنبي ثم الصحابة فعسى دعوة مجابة
أعظم الزوجات قــــدراً قــد تلقت منه أمـــــراً
خـطـبـت أحـمـد بـكــرا غـنـمـت منه شبابــــه
مالها قــــد أنفــقـــتــــه و لـطــه و هــبــتــــه
دثــرتـــه زمــلـتـه هــونت عـنه صـــعـــابـــه
قــد حبــاهـا الله بشرى و عـلت ذكرا و فـخـراً
سعدت دنياً وأخرى أسـلمت قبل الصــــــحابة
ان في الجنة قصراً لخديجة و هي أحــــــرى
و عطــايا الله تتري فوقها مثل الســحـــــابـة
عــاشــرت طـــــه نبينا أنجبت مــنــه البنين
والــكـثــيـر الطيبينا و بــهـا سالت شعــــــابه